Sabtu, 30 November 2013

Tari Remo


pengen liat sejarah tari remo ngak???
nie aku punyak infonya ..

simak yaaaaa ....

            Tari Remo
   
Tari Remo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur[rujukan?]. Tarian ini berasal dari kecamatan Diwek Di desa Ceweng, tarian ini diciptakan oleh warga yang perprofesi sebagai pengamen tari di kala itu, memang banyak profesi tersebut di Jombang, kini Tarian ini pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.
Tari ini dipertunjukkan sebagai tarian untuk mengawali pertunjukan ludruk. Jenis tarinya ada 2 yaitu remo gaya putra dan remo gaya putri.
Disaat menari, penarinya sambil menari juga diselingi dengan nyanyi ( ngidung) yang berisi pantun dengan iringan gendhing jula-juli surabayang diteruskan dengan tropongan, ada juga yang dilanjutkan dengan Krucilan atau bahkan ditambah dengan nyanyi gendhing-gendhing kreasi baru. Dalam perkembangannya tari remo dapat berdiri sendiri sebagai tari lepas.
Tokoh-tokoh peanri Remo yang masih terkenal hingga saat ini adalah : Munalifattah  dari Sidoarjo, Bollet dari Jombang, Markaban dari Surabaya.
Tari Remong merupakan tarian tradisional Daerah Jawa Timur, khususnya Jombang. Karakteristik utama tari remo ini adalah gerakan kaki yang rancak serta dinamis menggambarkan sifat dinamis dari masyarakat Jawa Timur dan mencerminkan keberanian seorang pangeran. Iringan yang digunakan dalam tarian remo adalah musik gamelan dalam suatu gending yang terdiri dari bonang, saron, gambang, gender, slentem, siter, seruling, ketuk, kenong, kempul dan gong dengan irama slendro. 

Sejarah Tari Remo

Menurut sejarahnya, tari remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh penari laki – laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini. Pertunjukan tari remo umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam menampilkan tarian ini.
Berdasarkan perkembangan sejarah tari remo, dulunya tari remo merupakan seni tari yang digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi dari tari remo pun mulai beralih dari pembuka pertunjukan ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu – tamu kenegaraan. Selain itu tari remo juga sering ditampilkan dalam festival kesenian daerah sebagai upaya untuk melestarikan budaya Jawa Timur. Oleh karena itulah kini tari remo tidak hanya dibawakan oleh penari pria, namun juga oleh penari wanita. Sehingga kini muncul jenis tari remo putri. Dalam pertunjukan tari remo putri, umumnya para penari akan memakai kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang dibawakan oleh penari pria.
Gending yang biasa digunakan sebagai iringan diantaranya jula-juli Suroboyo tropongan, kadang kadang diteruskan dengan walang kekek, edong rancak, krucilan atau kreasi baru lainnya. Tarian ini pada   awalnya  di tampilkan sebagai pengantar dari kesenian ludruk atau wayang kulit jawa timuran. Namun pada perkembangannya saat ini ditampilkan untuk menyambut para tamu sebagai ungkapan selamat datang maupun pada festival kesenian daerah. Kini tari remo sudah dijadikan tari unggulan Jawa Timur.


nie aku udah kasik info tentang
tari Remo ..
smga bermanfaat


Tari Gandrung Banyuwangi


pengen liat tarian banyuwangi yang terkenal niee ..
atau pengen tau tentang tarian khas
nie juga ..?????
yuuuukkk tengook bareng-bareng

          Tari Gandrung


Tari Gandrung, atau biasa disebut saja dengan Gandrung Banyuwangi adalah salah satu tarian tradisional Indonesia yang berasal dari Banyuwangi. Oleh karena tarian ini pulalah, Banyuwangi juga di juluki sebagai Kota Gandrung, dan terdapat beberapa patung penari gandrung di setiap sudut kota.
Kata ""Gandrung"" diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat
 Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen.[1]. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali,

 Sejarah Tari Gandrung

Kesenian gandrung Banyuwangi muncul bersamaan dengan dibabadnya hutan “Tirtagondo” (Tirta arum) untuk membangun ibu kota Balambangan pengganti Pangpang (Ulu Pangpang) atas prakarsa Mas Alit yang dilantik sebagai bupati pada tanggal 2 Februari 1774 di Ulupangpang Demikian antara lain yang diceritakan oleh para sesepuh Banyuwangi tempo dulu.
semula Gandrung dilakukan oleh kaum lelaki yang membawa peralatan musik perkusi berupa kendang dan beberapa rebana (terbang). Mereka setiap hari berkeliling mendatangi tempat-tempat yang dihuni oleh sisa-sisa rakyat Balambangan sebelah timur (dewasa ini meliputi Kab. Banyuwangi) yang jumlahnya konon tinggal sekitar lima ribu jiwa, akibat peperangan yaitu penyerbuan Kompeni yang dibantu oleh Mataram dan Madura pada tahun 1767 untuk merebut Balambangan dari kekuasaan Mangwi, hingga berakirnya perang Bayu yang sadis, keji dan brutal dimenangkan oleh Kompeni pada tanggal 11 Oktober 1772.Berkat munculnya gandrung yang dimanfaatkan sebagai alat perjuang dan yang setiap saat acap kali mengadakan pagelaran dengan mendatangi tempat-tempat yang dihuni oleh sisa-sisa rakyat yang hidup bercerai-berai di pedesaan, di pedalaman dan bahkan sampai yang masih menetap di hutan-hutan dengan keadaannya yang memprihatinkan, kemudian mereka mau kembali kekampung halamannya semula untuk memulai membentuk kehidupan baru atau sebagaian dari mereka ikut membabat hutan Tirta Arum yang kemudian tinggal di ibukota yang baru di bangun atas prakarsa Mas Alit. Setelah selesai ibu kota yang baru dibangun dikenal dengan nama Banyuwangi sesuai dengan konotasi dari nama hutan yang dibabad (Tirta-arum). Dari keterangan tersebut terlihat jelas bahwa tujuan kelahiran kesenian ini ialah menyelamatkan sisa-sisa rakyat yang telah dibantai habis-habisan oleh Kompeni dan membangun kembali bumi Belambangan sebelah timur yang telah hancur porak-poranda akibat serbuan Kompeni (yaitu yang dewasa ini meliputi Daerah Kabupaten Banyuwangi).
Gandrung wanita pertama yang dikenal dalam sejarah adalah gandrung Semi, seorang anak kecil yang waktu itu masih berusia sepuluh tahun pada tahun 1895. Menurut cerita yang dipercaya, waktu itu Semi menderita penyakit yang cukup parah. Segala cara sudah dilakukan hingga ke dukun, namun Semi tak juga kunjung sembuh. Sehingga ibu Semi (Mak Midhah) bernazar seperti “Kadhung sira waras, sun dhadekaken Seblang, kadhung sing yo sing” (Bila kamu sembuh, saya jadikan kamu Seblang, kalau tidak ya tidak jadi). Ternyata, akhirnya Semi sembuh dan dijadikan seblang sekaligus memulai babak baru dengan ditarikannya gandrung oleh wanita.
Menurut asal muasalnya, tarian ini berkisah tentang terpesonanya masyarakan Blambangan kepada Dewi padi, Dewi Sri yang membawa kesejahteraan bagi rakyat.
Tarian ini di bawakan sebagai ucapan syukur masyarakan pasca panen dan dibawakan dengan iringan instrumen tradisional khas Jawa dan Bali. Tarian ini di bawakan oleh sepasang penari, yaitu penari perempuan sebagai penari utama atau penari gandrung, dan laki-laki yang biasa langsung di ajak menari, biasa disebut sebagai paju.


Gimana nie sama info tentang tari Gandrungnya????
udah tau kan asal mulanya tari gandrung
yang keren abisss nie ..

Minggu, 24 November 2013

Pakaian-pakaian Tari Jatim

Pengen liat pakaian-pakaian Tradisional Jawa Timur
yang lengkap dan tentunya menarik dan unik
buat di liat nie ......





Tari Ramo






Tari Reog Ponorogo




Tari Jaran Kepang



Tari Drama Wayang Topeng







Tari Gandrung Banyuwangi



Tari Jaranan Buto



Tari Reog Kendang



Tari Glipang

Gimana sama gambar-gambar pakaiannya
baguss kan yaaaaaa ..???

jangan pernah hilangkan tradisi-tradisi pakaian
yang ad di daerah kamu masing-masing yaaa ..

PERKEMBANGAN TARIAN JAWA TIMUR



Secara garis besar seni tari dijawa timur masih termasuk dalam lingkungan kebudayaan jawa atau kultur jawa hal ini terbukti bahwa jawa timur pernah memegang peranan besar dalam salah satu periode pertumbuhan tari yang ada di jawa, yaitu disaat perpindahan pusat pemerintahan pulau jawa yang berlangsung pada abad XI sampai XIV membawa dampak pergeseran peranan jawa tengah kedalam kehidupan kebudayaan kewilayah jawa timur.Perkembangan tari tradisional jawa timur dapat dibedakan berdasarkan latar belakang historis kultur dan geografisnya, yang mana menurut data kesenian jawa timur terbagi menjadi 2 etnis yang dominan dan beberapa sub etnis yang masing-masing sub etnis ini memiliki ciri tersendiri yang mempengaruhi gerak tari.

a.       Sub Etnis Jawa Kulonan
-          Derahnya dekat dengan kebudayaan jawa yang berakar dari jawa tengah
-          Sifat kebudayaannya disebut Solo oriented arinya berorientasi dari solo
-          Seni tari yang berkembang tidak berbeda dengan seni tari yang berkembang di jawa
     tengah geraknya mengacu pada gerak jawa tengahan.

b.      Sub Etnis jawa pesisir utara
Tarinya bernafaskan keagamaan khususnya agama islam (bersifat/bernafas islami)

c.       Sub Etnis jawa wetanan
-          Derahnya memiliki dialek bahasa tertentu
-          Dalam tarinya memiliki gerak yang dinamis
-          Kesenian tradisinya memiliki corak tersendiri seperti wayang, topeng, ludruk, remo,  
      berkalan.

d.      Sub Etnis Jawa Tengger
-          Letak dilereng gunung wilis
-          Memiliki kebudayaan jawa dengan kepercayaan hindu
-          Kesenian tradisi yang dimiliki yaitu sodoran karo
e.       Sub etnis mandalungan
-          Derah yang meliputi yaitu sepanjang pantai utara selat madura, masuk pedalaman sekitar
     jember dan lumajang. Bagian timur panarukan ke bondowoso. Perkawinan kultur madura
    dengan jawa menghasilkan corak khusus yang disebut mandalungan.
-          Seni pertunjukan yang berkembang kuda kencak, glipang, terbang gending, topeng
     dalang, kenong telok.

f.       Sub etnis madura
Kebudayaan Masyarakat madura banyak memperoleh pengaruh kebudayaan islam, contohnya Pojian, Ajing,  Rhodat, Hadrah, Disamping itu juga masih memiliki sisa-sisa kesenian Indonesia Hindu. Contoh : Topeng Dalang, Tari Gembu (gambuh), Pangkak, Pantil.

Sejarah Asal-usul Tari Jatim

 Asal-usul Tari Remo

Tari Remo adalah gambaran kharakter dinamis masyarakat Jawa Timur dan merupakan tarian penyambut tamu lewat gerak selamat datang khas Jawa Timur. Tarian ini pada awalnya merupakan tarian pengantar pertunjukan ludruk atau wayang kulit jawa timuran. Namun, saat ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan dalam upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah.

Tarian Remo menceritakan perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.
Disebutkan bahwa tarian remo ini di promosikan sekitar tahun 1900, yang kemudian dimanfaatkan oleh nasionalis indonesia untuk berkomunikasi kepada masyarakat

Asal usul tari Jaran Kepang di Jawa Timur bagian timur

Bagi masyarakat Jawa Timur bagian timur (Surabaya, Malang, Pasuruan, Lumajang hingga Situbondo), tari Jaran Kepang merupakan kisah-kisah raja-raja kecil atau adipati yang saling berperang untuk meluaskan wilayahnya. Seperti kisah peperangan antara Turyanpadha (Turen, Malang) dengan Tuksari (Sumbersari, Malang) atau pemberontakan rakyat Malang, Surabaya, Lumajang dan Pasuruan dalam melawan Sultan Agung dari Mataram. Berdasarkan apa yang dapat kita lihat, tari Jaran Kepang di wilayah Malang, Lumajang dan Surabaya memang berasal dari rakyat jelata atau masyarakat kelas bawah.
Tarian ini berawal dari keinginan kaum jelata untuk memiliki kuda (dalam bahasa jawa disebut Turangga). Saat itu memang kuda adalah kendaraan yang cepat namun mahal dan hanya dimiliki oleh para adipati atau penguasa setempat. Hal ini tentu mustahil untuk diwujudkan. Oleh karena keinginan yang begitu kuat itulah mereka membaut kuda kepang lalu ditungganggi dengan kaki mereka sebagaimana layaknya kuda. Tangan kiri memegang leher kuda, serta tangan kanan memegang cambuk (pecut) serta kedua kaki menghentak-hentak maka terciptalah tarian kuda kepang atau Jaran Kepang. Alat musik dan pakaian yang sederhana semakin menunjukkan bahwa tarian Jaran Kepang di daerah ini berasal dari rakytat jelata. Memang tidak banyak sumber tertulis yang menunjukkan asal-usul tari ini. Kebanyakan hanya didapat dari cerita turun temurun yang sudah terdistorsi kanan dan kiri. Pengaruh kebudayaan baru juga membuat tarian Jaran Kepang ini menjadi tidak diminati masyarakat, terutama anak muda.

Macam-macam Tari Tradisional Jatim


1.             Drama Tari Wayang Topeng
Berkembang di daerah malang tepatnya didaerah Jabung, Jatiguri, Banjarsari, Kedungmonggo. Drama tari wayang topeng pada  umumnya menggelar cerita tentang Panji.
Didaerah Madura terdapat wayang topeng yang disebut dengan  Topeng Dalang dengan cerita Mahabarata.
Didaerah Situbondo tepatnya di Kraksaan dan Panarukan  dikenal dengan nama wayang Kerteh, nama ini disesuaikan dengan nama dalang wayang topeng sekitar tahun 1930 yaitu Kartosuwignyo.
2. Tari gandrung Banyuwangi
Tarian ini merupakan jenis tari pergaulan sejenis tayub. Gerak dasar tari gandrung ini merupakan perkembangan dari tari sakral yang disebut Seblang.
    3. Tari Jaranan Buto
Tari ini berkembang didaerah Banyuwangi dan Blitar, Tari jaranan buto ini dipertunjukkan pada Upacara iring-iringan pengantin dan khitanan. Tarian ini serupa dengan tari Jaranan Kepang tetapi kuda-kudanya menggambarkan binatang yang berkepala Raksasa.
4. Tari Reog Kendang
Tari ini disebut juga dengan Reog Tulungagung, Karen berkembang didaerah Tuliunggagung dan sekitarnya. Alat yang digunakan adalah Tam-Tam  (kendang kecil yang digendong)
5.    Tari Reog Ponorogo
Merupakan tarian khas kota Ponorogo, Pada tarian ini terdiri dari pemain kuda kepang, Penari dhadak merak, bujang ganong, klana sewandono, thetek melek, penthul dan tembem serta celengan. 

  6. Tari Glipang
Tari ini berkembang dikalangan masyarakat Mandalungan, Gerak Tarinya kebanyakan mengambil unsur-unsur silat dengan gerakan keras tetapi penuh humor, Penggambaran tarian ini yaitu tentang pemuda-pemuda yang sedang berlatih olah keprajuritan
7.     Tari Gembu /Gambuh
Tarian ini menggambarkan prajurit yang berlatih perang dengan berbekal senjata keris dan perisai kecil. Tarian ini digunakan untuk menyambut tamu agung dan para raja di daerah Sumenep.
8.    Tari Remo
Tari ini dipertunjukkan sebagai tarian untuk mengawali pertunjukan ludruk. Jenis tarinya ada 2 yaitu remo gaya putra dan remo gaya putri.
Tokoh-tokoh peanri Remo yang masih terkenal hingga saat ini adalah : Munalifattah  dari Sidoarjo, Bollet dari Jombang, Markaban dari Surabaya.
9.        Tari Beskalan
Suatu bentuk tari gaya putri yang dipertunjukkan sebagai acara kedua setelah tarian pembukaan. Dasar tari terdiri dari rangkaian ragam gerak yang disebut Solah disusun dengan gerak penghubung tertentu yang disebut Sendi. Didalam menari tari beskalan ini kadang-kadang penarinya juga menyanyikan lagu-lagu daerah setempat. Tari putri yang bercorak demikian ternyata masih merata diseluruh jawatimur, dimana tarian ini berfungsi sebagai tari penghormatan kepada para tamu.