Sekilas tentang tari drama wayang topeng ..
Tari Drama Wayang Topeng
Wayang topeng termasuk seni teater tradisional, disebut juga dengan
istilah drama tari topeng, karena semua pelaku (anak wayang) menggunakan
tarian dalam memainkan suatu adegan.
Wayang topeng, atau bisa juga disebut sebagai
drama
tari topeng, merupakan salah satu bentuk drama tari Jawa yang
menceritakan kisah Panji. Kisah Panji menceritakan siklus perjalanan
cinta antara Panji
Asmara
Bangun (Raden Inu Kertopati), dengan Dewi Sekartaji atau Galuh Candra
Kirana, yang penuh liku. Kisah cinta yang diwarnai perjalanan
pisah-sambung, dan melahirkan banyak episode. Cerita Panji menyebar
tidak hanay di seantero Nusantara, tetapi
ada juga di Thailand, Malaysia, Khamboja, Myanmar, juga Filipina.
Sejarah Tari Drama Wayang Topeng
Menjelang pernikahan, Dewi Sekartaji atau Candra Kirana tengah
bercengkerama di taman, bersama dayang-dayang, ketika tiba-tiba datang
seorang raksasa perempuan, dan menculik sang Dewi. Kerajaan pun geger
dengan hilangnya sang Dewi. Kegemparan juga melanda kerajaan tempat
Panji Asmara bangun bermukim. Semua bergegas mengirim prajurit untuk
mencari keberadaan Dewi Sekartaji.
Ketika sedang diadakan pertemuan membahas belum ditemukannya Dewi
Sekartaji, tiba-tiba datang ‘Dewi Sekartaji’, dan tentu saja disambut
suka cita oleh sang Panji Asmara Bangun, juga besar nya. Keduanya
segera melangsungkan pernikahan. ‘Dew i Sekartaji’ sangat berbahagia,
dia menari-nari kegirangan. Dia kadang lupa
bahwa dia sedang menyaru (menyamar) menjadi Dewi Sekartaji. Adegan ini
sangat menggelikan, di tengah tarian yang lemah gemulai, tiba-tiba ada
gerak yang amat perkasa, kocak, dan jenaka.
Dewi Sekartaji’ bersama Panji Asmara Bangun
Di
luar
kerajaan, adalah Kuda Narawangsa, seorang pemuda tampan yang
tindak-tanduknya dianggap mencurigakan, lalu ditangkap oleh Panji
Gunungsari. Sang pemuda ternyata bisa
ndhalang, dia menyatakan akan
suwita
(mengabdi) kepada Panji Asmara Bangun, dengan keahliannya mendalang.
Syahdan, dalang muda pun mendalang di hadapan Panji Asmara Bangun dan
Dewi Sekartaji.
Diceritakan oleh sang Dalang, perjalanan hidup sang Panji, yang menikahi perempuan cantik jelita, tetapi
sayang,
tingkah-lakunya aneh. Kadang lemah lembut, kadang tertawanya macam
rakseksi (raksasa perempuan). Dewi Sekartaji marah-marah, tetapi
disabarkan oleh suaminya. Ki Dalang melanjutkan kisahnya, dikatakan pula
bahwa Dewi Sekartaji doyan daging mentah. Sampai di sini Panji Asmara
Bangun ikut tersulut amarahnya. Diseretnya Kudarawangsa, dan dihajarnya.
Panji dan istrinya marah kepada Kuda Narawangsa, karena menjelek-jelekkan Sekartaji
Kuda Narawangsa melawannya, tetapi ada yang membuat Panji Asmara Bangun
ngungun, heran. Di
sela
perlawanan itu, Kuda Narawangsa sering berlaku aneh, tiba-tiba saja
memukul-mukul pundak Panji dengan gemas juga manja, selain itu saat
adegan perang dia seperti tidak sungguh-sungguh, malah seperti memijit.
Di saat lain dia menowel pipi Panji Asmara Bangun, lama-lama Panji
Asmara Bangun tahu bahwa Kuda Narawangsa tak lain dan tak bukan adalah
Dewi Sekartaji yang sesungguhnya. Kekasih yang sangat dicintainya, lalu
siapa perempuan yang elama ini bersamanya?
Panji Kuda Narawangsa yang mendadak kemayu
di sela-sela perang tanding
Dan terjadilah pertemuan yang mengharukan. Ini membuat ‘Dewi
Sekartaji’ marah besar, dan menyerang Dewi Sekartaji. Mereka bertarung
memperebutkan cinta Panji Asmara Bangun yang kebingungan melihat ada dua
Sekartaji . Adegan ini mengundang tawa, terutama saat Panji ditarik ke
kiri dan ke kanan. Juga saat /Dewi Sekartaji’ memaksa Panji untuk
memeluknya, dengan menarik-narik tangan Panji.
Pada saat yang tepat, rambut ‘Dewi Sekartaji’
dijambak (ditarik) Panji Asmara Bangun, sampai mahkota lepas, ‘Dewi Sekartaji’
badhar (kembali ke wajah asli), berujud raksasa perempuan, dan kalah oleh panah Panji Gunung Sari.
Kuda Narawangsa kembali ke ujud aslinya, Dewi Sekataji
Terjadilah perebutan antara Sekartaji asli dengan yang palsu
Salah satu adegan kocak saat Sekartaji palsu menarik-narik tangan Panji agar memeluknya
Panji Asmara bangun yang bingung diperebutkan dua orang perempuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar