Kamis, 05 Desember 2013

Tari Drama Wayang Topeng

Sekilas tentang tari drama wayang topeng ..

Tari Drama Wayang Topeng



Wayang topeng termasuk seni teater tradisional, disebut juga dengan istilah drama tari topeng, karena semua pelaku (anak wayang) menggunakan tarian dalam memainkan suatu adegan.
Wayang topeng, atau bisa juga disebut sebagai drama tari topeng, merupakan salah satu bentuk drama tari Jawa yang menceritakan kisah Panji. Kisah Panji menceritakan siklus perjalanan cinta antara Panji Asmara Bangun (Raden Inu Kertopati), dengan Dewi Sekartaji atau Galuh Candra Kirana, yang penuh liku. Kisah cinta yang diwarnai perjalanan pisah-sambung, dan melahirkan banyak episode. Cerita Panji menyebar tidak hanay di seantero Nusantara, tetapi ada juga di Thailand, Malaysia, Khamboja, Myanmar, juga Filipina.

Sejarah Tari Drama Wayang Topeng
Menjelang pernikahan, Dewi Sekartaji atau Candra Kirana tengah bercengkerama di taman, bersama dayang-dayang, ketika tiba-tiba datang seorang raksasa perempuan, dan menculik sang Dewi. Kerajaan pun geger dengan hilangnya sang Dewi. Kegemparan juga melanda kerajaan tempat Panji Asmara bangun bermukim. Semua bergegas mengirim prajurit untuk mencari keberadaan Dewi Sekartaji.
Ketika sedang diadakan pertemuan membahas belum ditemukannya Dewi Sekartaji, tiba-tiba datang ‘Dewi Sekartaji’, dan tentu saja disambut suka cita oleh sang Panji Asmara Bangun, juga  besar nya. Keduanya segera melangsungkan pernikahan. ‘Dew i Sekartaji’ sangat berbahagia, dia menari-nari kegirangan. Dia kadang lupa bahwa dia sedang menyaru (menyamar) menjadi Dewi Sekartaji. Adegan ini sangat menggelikan, di tengah tarian yang lemah gemulai, tiba-tiba ada gerak yang amat perkasa, kocak,  dan jenaka.
Dewi Sekartaji’ bersama Panji Asmara Bangun Di luar kerajaan, adalah Kuda Narawangsa, seorang  pemuda tampan yang tindak-tanduknya dianggap mencurigakan, lalu  ditangkap oleh Panji Gunungsari.  Sang pemuda ternyata bisa ndhalang, dia menyatakan akan suwita (mengabdi) kepada Panji Asmara Bangun, dengan keahliannya mendalang. Syahdan, dalang muda pun mendalang di hadapan Panji Asmara Bangun dan Dewi Sekartaji.
Diceritakan oleh sang Dalang, perjalanan hidup sang Panji, yang menikahi perempuan cantik jelita, tetapi sayang, tingkah-lakunya aneh. Kadang lemah lembut, kadang tertawanya macam rakseksi (raksasa perempuan). Dewi Sekartaji marah-marah, tetapi disabarkan oleh suaminya. Ki Dalang melanjutkan kisahnya, dikatakan pula bahwa  Dewi Sekartaji doyan daging mentah. Sampai di sini Panji Asmara Bangun ikut tersulut amarahnya. Diseretnya Kudarawangsa, dan dihajarnya.
Panji dan istrinya marah kepada Kuda Narawangsa, karena menjelek-jelekkan Sekartaji
Kuda Narawangsa melawannya, tetapi ada yang membuat Panji Asmara Bangun ngungun, heran. Di sela perlawanan itu, Kuda Narawangsa sering berlaku aneh, tiba-tiba saja memukul-mukul pundak Panji dengan gemas juga manja, selain itu saat adegan perang dia seperti tidak sungguh-sungguh, malah seperti memijit. Di saat lain dia menowel pipi Panji Asmara Bangun, lama-lama Panji Asmara Bangun tahu bahwa Kuda Narawangsa tak lain dan tak bukan adalah Dewi Sekartaji yang sesungguhnya. Kekasih yang sangat dicintainya, lalu siapa perempuan yang elama ini bersamanya?
Panji Kuda Narawangsa yang mendadak kemayu di sela-sela perang tanding
Dan terjadilah pertemuan yang mengharukan. Ini membuat  ‘Dewi Sekartaji’ marah besar, dan menyerang Dewi Sekartaji. Mereka bertarung memperebutkan cinta Panji Asmara Bangun yang kebingungan melihat ada dua Sekartaji . Adegan ini mengundang tawa, terutama saat Panji ditarik ke kiri dan ke kanan. Juga saat /Dewi Sekartaji’ memaksa Panji untuk memeluknya, dengan menarik-narik tangan Panji.
Pada saat yang tepat, rambut ‘Dewi Sekartaji’ dijambak (ditarik) Panji Asmara Bangun, sampai mahkota lepas, ‘Dewi Sekartaji’ badhar (kembali  ke wajah asli), berujud raksasa perempuan, dan kalah oleh panah Panji Gunung Sari.
Kuda Narawangsa kembali ke ujud aslinya, Dewi Sekataji
 Terjadilah perebutan antara Sekartaji asli dengan yang palsu
Salah satu adegan kocak saat Sekartaji palsu menarik-narik tangan Panji agar memeluknya
Panji Asmara bangun yang bingung diperebutkan dua orang perempuan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar